ALASAN PEMILIHAN TEMA

Pandemi Covid-19 sudah berlalu dan Presiden Joko Widodo telah mengumumkan status C19 kini menjadi endemik (wabah penyakit lokal). Sekalipun efek kepanikan yang ditimbulkan virus ini sudah dapat diatasi namun belum hilang karena tetap bermutasi sehingga tetap diwaspadai. Dunia perlu belajar dari pengalaman pahit virus ini, yang telah menimbulkan masalah: melahirkan ketakutan, resesi ekonomi, kemelaratan dan korban jiwa. Pengalaman di atas menegaskan bahwa masyarakat sehat adalah modal berharga yang harus dimiliki sebuah negara. Kesehatan adalah investasi yang tidak boleh diabaikan dan harus menjadi salah satu skala prioritas gereja dan negara.

Indonesia sehat merupakan salah satutujuan transformasi sosial untuk “Indonesia Emas 2045”. Demikianlah tekad yang digaungkan oleh Kementrian Kesehatan RI pada bulan Juni 2023 lalu. Upaya untuk mencapai optimisme ini disertai dengan giat membangun sistem kesehatan yang tangguh, penduduk berusia panjang, target stunting di bawah 5%, menuntaskan penyakit TBC dan Kusta. Senada dengan itu Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) Soeharso Monoarfa menyatakan tekadnya: “penduduk yang sehat menjadi target pembangunan menuju “Indonesia Emas 2045

Bagaimana gereja melihat dan memahami bahwa kesehatan merupakan bagian yang vital dari pelayanannya? Kesehatan merupakan “ranah” di mana semua orang percaya harus menunjukkan tanggungjawabnya. Juga bagian integral dari iman kepada Tuhan Allah dan relasi dengan sesama serta lingkungan hidup. Kesehatan adalah kondisi kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang holistik. Mengabaikan kesehatan dan menelantarkan tubuh jasmani, akan mengurangi kesempatan hidup dan mereduksi kualitas hidup. Gereja harus berkontribusi mencegah wabah yang mengancam kesehatan jemaat, peduli mendukung langkah pemulihan atau terapi dan terus menopang dalam doa bagi mereka yang sedang sakit. Tuhan peduli dengan kesehatan kita, Dia menghendaki setiap manusia sehat bugar agar hidupnya tetap stabil dan kuat. Sehingga perenungan minggu ini dituntun oleh tema : “Tuhan Mendatangkan Kesehatan dan Kesembuhan.

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Israel adalah bangsa pilihan Tuhan Allah, predikat ini melekat di sepanjang sejarah Alkitab. Mereka selalu diingatkan tentang predikat tersebut, namun dituntut ketaatan total, baik pemimpin maupun rakyat. Yeremia menunjukkan dedikasi kenabiannya dalam mengatakan firman dengan setia dan juga dengan tegas menyatakan kemerosotan moral dan spiritual bangsa Israel (Yerusalem dan Yehuda).  Situasi tersebut pasti akan mendatangkan penghukuman Tuhan Allah. Tapi nabi juga memberitakan tentang kasih Allah yang tidak terbatas. Karena itu, Yeremia 33:1-13, menegaskan kembali tentang janji pemulihan Tuhan Allah terhadap bangsa Israel. Pemulihan menunjuk pada proses, cara dan perbuatan untuk memulihkan dari kondisi sakit agar mengalami kesembuhan. Dalam proses pemulihan ini, firman Tuhan Allah datang kepada Yeremia untuk kedua kalinya; ketika itu ia berada dalam tawanan Zedekia (raja Yehuda) sementara Yerusalem dikepung oleh Babel (Yer. 32:1). Yeremia tetap menyampaikan kebenaran firman Tuhan Allah, meskipun akhirnya dikurung karena bernubuat tentang kota Yehuda dan tentang nasib raja Zedekia yang akan dikalahkan oleh Babel (32:3-5). Fisiknya terpenjara tetapi Tuhan Allah tidak meninggalkan Yeremia. Tuhan Allah berfirman meyakinkan Yeremia bahwa Ia adalah pencipta bumi dan disuruh berseru (berdoalah) kepapada-Nya dan Ia akan memberitahukan hal-hal besar yang tak terpahami, yang tidak diketahui (ayat 1-3).

Tuhan Allah mengingatkan Yeremia bahwa kekuatan militer Yehuda sudah lumpuh, rumahrumah dan gedung-gedung istana dirobohkan. Orang-orang yang berperan melawan Babel akan mati. Hal ini menggambarkan bahwa tidak ada lagi benteng pertahanan menghadapi agresi tentara Kasdim. Kasdim adalah representasi  dari kekejaman Babilonia. Kasdim adalah penduduk Babilonia selatan dikenal garang dan tangkas dalam merebut sebuah wilayah (bdk. Habakuk 1:6). Kekalahan dan kehancuran adalah ekspresi kemarahan Tuhan Allah yang menghukum. Dikatakan bahwa: “… kota ini akan penuh dengan bangkai-bangkai manusia yang telah Kupukul mati karena murka-Ku dan kehangatan amarah-Ku”.  Orang-orang yang berperang melawan Babel akan mati terbuang. Kejahatan Yehuda tidak bisa lagi ditolerir. Kejahatan dan pemberontakan kepada Tuhan Allah adalah penyebab mereka mengalami kekalahan dan kehancuran. Sekalipun kejam perlakuan Kasdim, mereka hanyalah sarana Tuhan Allah menghukum umat-Nya (ayat 4-5). Penghukuman Tuhan Allah bukanlah tujuan akhir bagi

Yehuda. Mereka butuh pemulihan dari kehancuran yang bertubi-tubi. Yeremia lantang menyuarakan langkah pemulihan atas inisiatif Tuhan Allah: “sesungguhnya Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan…” teks ini berbicara tentang keutamaan “kesehatan” dan “kesembuhan”. Kebutuhan mendasar bagi Yehuda adalah kesehatan fisik setelah letih menghadapi perangbencana, penyakit, kemiskinan dan lain sebagainya. Kesehatan (Ibr arukah: kesehatan, perbaikan, pemulihan), Alkitab Septuaginta menerjemahkannya obat sarana penyembuhan. Kata Ibrani arukah berkaitan dengan  marpe  serumpun dengan kata rapharophe: orang yang menyembuhkan yakni  tabib-dokter.

Sebuah proklamasi iman disampaikan Yeremia: AKU-lah JEHOVAH-RAPHA, Tuhan Allah yang mendatangkan kesehatan dan menyembuhkan. Kekuasaan dan kehebatan JEHOVAHRAPHA, melampaui pengetahuan medis manusia, artiya konteks ini berbicara tentang pemulihan Tuhan Allah yang holistik, baik dari kehancuran jasmani maupun rohani. Kesehatan dan pemulihan yang dikerjakan Tuhan Allah total dan menyeluruh; menyangkut pemulihan masyarakat, ekonomi, politik dan stabilitas negeri tersebut akan kembali seperti semula. Ada satu pemulihan yang spesifik, yakni pemulihan dari kesalahan dan dosa. Tidak ada yang bisa mengerjakan pemulihan jenis ini selain Dia Sang JEHOVAH-RAPHA. Dosa pemberontakan bangsa Yehuda menjadi prioritas yang harus diselesaikan, tanpa ini kondisi spritualitas mereka semakin rapuh. Kesehatan yang paripurna (utuh) benar-benar teralami jika dosa seseorang telah dipulihkan. (ayat 6-8).

Bangsa yang  “sakit”  akan sehat, kota yang cemar akan ditahirkan. Keadaan ini akan memulihkan Yehuda dan kota Yerusalem dari kehancuran masa lampau. Kegirangan Yerusalem akan terulang karena kebaikan Tuhan Allah. Kota ini akan menjadi kesaksian tentang kehormatan dan kemuliaan-Nya, suasana sukacita kehidupan menyebar hingga ke pegunungan (tanah), padang rumput (tumbuhan) dan kawanan kambing-domba  (hewan). Inilah dampak pemulihan, karena itu kebaikan Tuhan Allah tidak boleh dilupakan.

Pujian dan penyembahan harus dilaksanakan bersamaan dengan ritual korban persembahan. Pada bagian terakhir ini ada penekanan oleh nabi Yeremia bahwa kepercayaan yang mendalam kepada Tuhan Allah tidak boleh dinodai dengan dosa sebab itulah penyebab penyakit yang paling mematikan. Hal ini memberi perspektif baru bahwa hubungan spiritual yang makin akrab dengan Allah menentukan kesehatan secara holistik. (ayat 9-13).

Makna dan Implikasi Firman  

  1. YEHOVAH RAPHA: Aku Tuhan Allah yang menyembuhkan engkau, Akulah Tuhan, Tabibmu, benar-benar nyata dan tergenapi dalam Yesus Kritus. Karya keselamatan yang dikerjakan-Nya adalah wujud dari pemulihan atas seluruh dosa dunia dan manusia. Perkataan nabi Yesaya ini benar bahwa sesungguhnya penyakit kitalah yang ditanggungnya, kesengsaraan kitalah yang dipikulnya… karena Dia-lah kita sembuh (Yes. 54:4-5).
  2. Hidup baru dalam Yesus Kristus, menuntut cara pandang dan perilaku baru. Implikasinya adalah menjalani keseimbangan antara sehat jasmani dan sehat rohani, fisik dan psikis. Healthy living (cara hidup yang sehat).
  3. Yesus Kristus dalam pelayanan-Nya banyak bertemu dengan orang sakit. Ia menyembuhkan mereka yang mengalami derita fisik seperti buta, bisu, lumpuh, kusta, pendarahan,demam dan lain sebagainya. Ia juga memberi kesembuhan bagi yang mengalami derita jiwa yakni mereka yang kerasukan seperti kisah di Gedara. Yesus Kristus dengan model pemulihan-Nya yang holistik harus menjadi acuan gereja masa kini. Jemaat yang sehat bukan hanya bebas dari sakit dan derita fisik, namun memiliki spiritual, relasi sosial dalam komunitas yang harmonis.
  4. Kesehatan akan mempercepat terlaksananya rencana hidup bebas gangguan sakit. Hidup sehat adalah gaya hidup dan ciri khas yang dituntut Tuhan Allah dari orang percaya. Mengedukasi sesama manusia tentang pentingnya kesehatan adalah panggilan kenabian yang melekat erat pada GMIM. Sebuah keniscayaan yang harus diwujudkan ke seluruh ruang publik. Hidup sehat tidak boleh setengah-setengah, hanya menitik beratkan pada jasmani/fisik, sementara dimensi spritual diabaikan. Ingat kesehatan (jasmani dan rohani) adalah bagian integral dari iman pada Tuhan Allah. Mengabaikan salah satu aspek kesehatan berarti harus siap menghadapi konsekuensinya yakni menderita sakit.
  5. Sebagaimana Tuhan Allah mendatangkan kesehatan dan kesembuhan, gereja pun harus demikian. GMIM perlu meningkatkan perhatian pada pelayanan lembaga kesehatan, fasilitas kesehatan, tenaga medis, distribusi obat dan dokter serta para medis. Tak kalah pentinya juga GMIM harus mengajak untuk menjauhi praktik pengobatan atau proses pemulihan yang bertentangan dengan nilai iman kristiani atau proses pengobatan yang menciderai kedaulatan Tuhan Allah
  1. Apa yang dimaksud dengan “Tuhan Memberikan Kesehatan dan Kesembuhan” menurut Yeremia 33:1-13
  2. Mengapa ada pemahaman “penyakit disebabkan oleh suatu dosa tertentu”?
  3. Bagaimana strategi GMIM membangun pola hidup sehat dan menunjukkan kontribusinya di bidang kesehatan?

 NAS PEMBIMBING: Amsal 17:22

 POKOK-POKOK DOA:

  1. Agar Gereja selalu berkontribusi di bidang kesehatan dan medis.
  2. Agar warga gereja menyadari bahwa kesehatan adalah bagian integral dari iman
  3. Agar warga gereja tidak mencari pengobatan, langkah pemulihan yang bertentangan dengan nilai iman kristiani.

 TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK I

 NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Panggilan Beribadah: KJ No. 1. Haleluya Pujilah.

Ses. Nas Pemb. : NNBT No 6. Allah Bapa Yang Kumuliakan

Pengakuan Dosa : KJ.No.27. Meski Tak Layak Diriku

Pemberitaan Anugerah Allah: NNBT No 32. Dunia Semakin Berkabut

Hukum Tuhan: KJ. No. 294 Beribu Lidah Patutlah

Ses Pemb. Alkitab : KJ. No. 51 Kitab Suci Hartaku

Persembahan: PKJ No.146. Bawa Persembahanmu Dalam Rumah Tuhan.

Nyanyian Penutup: NKB No 100. Rindukah Engkau Mendapat Berkat Tuhan

 ATRIBUT 

Warna Dasar Hijau dengan Simbol Salib dan Perahu di atas Gelombang